Kesenian di Bali
Gamelan Bali adalah salah satu jenis alat musik gamelan
tradisional yang khas dari Bali. Gamelan Bali ini memiliki
beberapa perbedaan dengan alat musik gamelan pada umumnya, baik dalam bentuk
maupun cara memainkannya. Gamelan Bali ini biasanya di tampilkan sebagai
pengiring suatu pertunjukan kesenian di Bali, baik bersifat sakral maupun
hiburan.
Asal Mula Gamelan
Bali
Menurut beberapa sumber sejarah yang ada Gamelan Bali ini
sudah ada sejak jaman dahulu kala. Hal tersebut bisa di lihat dari Prasasti Bebetin yang ada di Bali, yang
menyebutkan bahwa gamelan sudah ada sejak tahun 896 masehi, yaitu pada masa pemerintahan
Raja Ugrasena di Bali. Namun
dikatakan pada masa itu gamelannya sedikit lebih sederhana daripada yang
sekarang.
Dimulai dari abad ke VIII saat terjadinya hubungan-hubungan
antara kerajaan jawa dan Bali, membawa beberapa kesenian seperti gamelan jawa
masuk ke Bali meskipun masih berupa instrumen terpisah. Hal ini lah yang
membuat Gamelan Bali sekilas hampir mirip dengan gamelan jawa. Namun walaupun
begitu Gamelan Bali tetap memiliki beberapa ciri khas yang membuatnya berbeda
dengan gamelan jawa, salah satunya adalah cara memainkan instrumentnya. Bila di
bandingkan dengan permainan gamelan jawa, Gamelan Bali dimainkan dengan tempo
yang lebih cepat.
Jenis Gamelan Bali
Gamelan Bali ini dikelompokan menjadi tiga kelompok,
diantaranya gamelan tua, gamelan madya dan
gamelan baru. Dalam kelompok gamelan
tua terdapat instrument seperti gambang,
saron, selonding kayu, gong besi, gong luwang, selonding besi, angklung
kelentang dan gender wayang.
Kemudian untuk gamelan madya terdapat instrument seperti pengambuhan, semarpagulingan, pelegongan, bebarongan, joged pingitan,
gong gangsa jongkok, babonangan, dan
ringdik gandrung. Sedangkan pada gamelan baru terdapat instrument seperti pengarjaan, gong kebyar, pejangeran,
angklung bilah 7, joged bung-bung, dan gong
suling.
Fungsi Gamelan Bali
Gamelan Bali ini sangat sulit dipisahkan dari kehidupan
masyarakat Bali. Karena apabila dilihat dari fungsinya, Gamelan Bali sering
digunakan untuk mengiringi upacara keagamaan dan hiburan. Dalam hal keagamaan, Gamelan
Bali sering ditampilkan untuk mengiringi berjalannya upacara keagamaan atau
mengiringi tarian tradisional yang bersifat sakral. Sedangkan dalam hal
hiburan, Gamelan Bali sering ditampilkan sebagai pertunjukan musik maupun
pengiring berbagai kesenian yang bersifat hiburan yang ada di Bali.
Perkembangan Gamelan
Bali
Gamelan Bali merupakan salah satu alat kesenian yang tidak
bisa dilepaskan dari masyarakat Bali. karena bila dilihat dari fungsinya,
selain sebagai pengiring pertunjukan bersifat hiburan, Gamelan Bali juga
menjadi bagian dari upacara keagamaan di sana. Sehingga kesenian gamelan ini
masih terus dilestarikan dan diajarkan secara turun temurun oleh masyarakat
disana.
Jenis Gamelan Bali :
- Gamelan Gong Gede
Gamelan Gong ini dinamakan Gong Gede (besar) karena memakai sedikitnya 30 (tiga puluh) macam instrumen berukuran relatif besar (ukuran bilah, kendang, gong dan cengceng kopyak adalah barung gamelan yang terbesar yang melibatkan antara 40 (empat puluh) - 50 (lima puluh) orang pemain
- Gamelan Gong Kebyar
Gamelan gong kebyar merupakan tabuhan bersama dan serentak yang diikuti oleh hampir semua tungguhan pada perangkatnya kecuali tungguhan suling, kajar, rebab, kempul, bebende kemong, kajar dan terompong.
- Gamelan Bleganjur
Gamelan ini ada kalanya dilengkapi dengan sebuah tawa-tawa. Sementara cengceng dimainkan secara kakilitan atau cecandatan, dengan pola ritme yang bervariasi dari pukulan besik atau negteg pukulan "telu" dan "nenem" di mana masing-masing terdiri dari pukulan polos (sejalan dengan mat), sangsih (disela-sela mat), dan sanglot (di antaranya). Sama hanya dengan cengceng, gilak dari reyong menjadi satu-satunya kelompok instrumen pembawa melodi baik cepat, sedang maupun lambat.
- Gamelan Gender
Ibarat musik modern, aliran dari instrumen atau gamelan gender ini adalah jazz. Jadi jika ingin belajar main gender, selain belajar cara menggenggam dan memukul, juga butuh menyerap lirik lagu dengan ekstra. Karena keunikan ini, gender kini banyak dipelajari oleh orang-orang Jepang, Korea, dan USA. Di Bali, instrumen gender kebanyakan digunakan saat upacara manusa yadnya seperti potong gigi, pawiwahan (perkawinan)
- Gamelan Jegog
Gambelan ini terbuat dari bambu, biasanya dari tiing betung, tetapi ukurannya besar-besar. Di antara gambelan-gambelan Bali yang terbuat dari bambu, maka jegog inilah yang mempunyai ukuran paling besar, terutama bagian instrumennya yang disebut jegogan.
Gambelan ini disamping hanya dinikmati tabuh atau lagunya, juga berfungsi mengiringi tari khas daerah Jembana yang juga bernama Tari Jegog. Gerak-gerik tarinya banyak diangkat dari pencak silat. Tetapi akhir-akhir ini banyak dimasukkan tabuh-tabuh gong Kebyar untuk mengiringi tari kekebyaran
- Gamelan Genggong
Gamelan genggong merupakan salah satu instrumen getar yang unik yang semakin jarang dikenal orang. Keunikannya terletak pada suara yang ditimbulkannya yang bila dirasakan memberi kesan mirip seperti suara katak sawah yang riang gembira bersahut-sahutan di malam hari. Keunikannya yang lain adalah memanfaatkan rongga mulut orang yang membunyikannya sebagai resonator
- Gamelan Angklung
Angklung (dikenal sebagai Angklung Kelentungan) adalah suatu jenis alat musik tradisional yang terbuat dari empat kepingan logam, menghasilkan empat nada. Jenis gamelan seperti ini menghasilkan nada sedih, melankolis, dan lulling dinamis. Angklung merupakan bentuk gamelan tertua di Bali, berasal dari abad ke-10. Umumnya, Angklung dimainkan untuk mengiringi suatu upacara kremasi
Jenis Gamelan Bali :
- Gamelan Gong Gede
Gamelan Gong ini dinamakan Gong Gede (besar) karena memakai sedikitnya 30 (tiga puluh) macam instrumen berukuran relatif besar (ukuran bilah, kendang, gong dan cengceng kopyak adalah barung gamelan yang terbesar yang melibatkan antara 40 (empat puluh) - 50 (lima puluh) orang pemain
- Gamelan Gong Kebyar
Gamelan gong kebyar merupakan tabuhan bersama dan serentak yang diikuti oleh hampir semua tungguhan pada perangkatnya kecuali tungguhan suling, kajar, rebab, kempul, bebende kemong, kajar dan terompong.
- Gamelan Bleganjur
Gamelan ini ada kalanya dilengkapi dengan sebuah tawa-tawa. Sementara cengceng dimainkan secara kakilitan atau cecandatan, dengan pola ritme yang bervariasi dari pukulan besik atau negteg pukulan "telu" dan "nenem" di mana masing-masing terdiri dari pukulan polos (sejalan dengan mat), sangsih (disela-sela mat), dan sanglot (di antaranya). Sama hanya dengan cengceng, gilak dari reyong menjadi satu-satunya kelompok instrumen pembawa melodi baik cepat, sedang maupun lambat.
- Gamelan Gender
Ibarat musik modern, aliran dari instrumen atau gamelan gender ini adalah jazz. Jadi jika ingin belajar main gender, selain belajar cara menggenggam dan memukul, juga butuh menyerap lirik lagu dengan ekstra. Karena keunikan ini, gender kini banyak dipelajari oleh orang-orang Jepang, Korea, dan USA. Di Bali, instrumen gender kebanyakan digunakan saat upacara manusa yadnya seperti potong gigi, pawiwahan (perkawinan)
- Gamelan Jegog
Gambelan ini terbuat dari bambu, biasanya dari tiing betung, tetapi ukurannya besar-besar. Di antara gambelan-gambelan Bali yang terbuat dari bambu, maka jegog inilah yang mempunyai ukuran paling besar, terutama bagian instrumennya yang disebut jegogan.
Gambelan ini disamping hanya dinikmati tabuh atau lagunya, juga berfungsi mengiringi tari khas daerah Jembana yang juga bernama Tari Jegog. Gerak-gerik tarinya banyak diangkat dari pencak silat. Tetapi akhir-akhir ini banyak dimasukkan tabuh-tabuh gong Kebyar untuk mengiringi tari kekebyaran
- Gamelan Genggong
Gamelan genggong merupakan salah satu instrumen getar yang unik yang semakin jarang dikenal orang. Keunikannya terletak pada suara yang ditimbulkannya yang bila dirasakan memberi kesan mirip seperti suara katak sawah yang riang gembira bersahut-sahutan di malam hari. Keunikannya yang lain adalah memanfaatkan rongga mulut orang yang membunyikannya sebagai resonator
- Gamelan Angklung
Angklung (dikenal sebagai Angklung Kelentungan) adalah suatu jenis alat musik tradisional yang terbuat dari empat kepingan logam, menghasilkan empat nada. Jenis gamelan seperti ini menghasilkan nada sedih, melankolis, dan lulling dinamis. Angklung merupakan bentuk gamelan tertua di Bali, berasal dari abad ke-10. Umumnya, Angklung dimainkan untuk mengiringi suatu upacara kremasi
( dikutip dari : senitradisionalbali.blogspot.com )
Lanjutan......