Pelinggih

Pelinggih atau bangunan suci yang ada di dalam pekarangan rumah baik di merajan/sanggah maupun di dalam/luar rumah sbb :
Pelinggih yang ada di Sanggah/merajan dapat di bagi ke dalam beberapa bagian antara lain ;Pelinggih Merajan Kemulan rong Tiga
A. Beberapa Lontar yang membahas tentang Pelinggih rong tiga antara lain
1. Lontar Usana Dewa
Adapun kutipannya adalah sebagai berikut,………..Di Sanggah Kemulan adalah Ida Sang Hyang Atma, di sebelah kanan adalah ayah dalam Paramatmadan sebelah kiri adalah ibu sebagai Siwatma dan di tengah adalah Tri Brahma yang menjadi ibu dan ayah berbadan Sang Hyang Tuduh….
2. Lontar Ging wesi
…………..di bagian kanan ayah adalah Sang Hyang Paratma, dan sebelah kiri adalah ibu sebagai Siwatma dan di tengah adalah menjadi satu dan disebut Sang Hyang Tunggal…..
3. Lontar Purwa Bhumi
…….Jika setelah selesai melakukan Pitra Yadnya,maka wajib mendak nuntun Dewa Pitra dan distanakan di sebelah kanan laki – laki sedangkan untuk Dewa Pitra yang wanita sebelah kiri. Itulah yang disebut denganstana leluhur…
4. Lontar Purwa Bhumi Kamulan
……..Jika setelah melaksanakan sebuah Upacara Pitra Yadnya tidak melakukan pendak tuntun Dewa Pitra maka sang leluhur tersebut tidak mendapat tempat. Inilah yang akan menyebabkan keturunaannya sakit tidak ada habisnya dan tidak akan bias disembuhkan dengan obat apapun sebelum Pitranya mendapatkan tempat yang tetap….
5. Palinggih Utama
Selain Palinggih Mrajan Kemulan Rong Tiga ada beberapa palinggih yang ada di mrajan yang biasanya berfungsi sebagai penghayatan atau panyimpangan .menurut pedoman sastra ada beberapa lontar yang menyebutkan hal tersebut antara lain
6. Lontar Iti Prakerti.
…………….Jika rumah tersebut termasuk rumah sedang dan juga besar, maka membangun tempat bernama sanggah dengan kemulan dan palinggih taksu, atau tugu. Jika palinggihnya ingin ditambah dengan konsep madya, maka ada palinggih lagi bernama Pelik sari dan Gedong. Jika Utamaning nista, ada yang disebut dengan Sapta Lingga yaitu Kemulan, Taksu, Gedong, Tugu, Peliksari, Gedong Catu, dan manjang saluang.
Pada umumnya Umat Hindu di Bali membedakan mrajan dengan sanggah alit melalui jumlah kepala keluarga. Jika 5 – 10 KK bernama sanggah alit, dengan Tri lingga yakni Kemulan, taksu dan Tugu. Jika Mrajan Agung maka jumlah kepala keluarganya 20 KK atau 40 KK dan terdiri dari Panca lingga
7. Lontar Padma Bhuana
Disebutkan mengenai mrajan dengan hulu pekarangan bernama Sanggah Dengen. Juga ada disebutkan plangkiran dengan jumlah rong tiga. Menurut pertemuan wewaran .yang tiada lain adalah stana dari Sanh Hyang Tri Purusha.
8. Lontar Purwa Bhumi Kamulan.
Menurut lontar ini setelah melakukan sebuah Upacara Pitra Yadnya, maka lakukan upacara pendak tuntun DewaPtra, dan diajum dengan menggunakan banten selama dua belas hari dan banyaknya banten sesuai dengan piodalan Dewa
B. Palinggih Pokok yang terdapat di Mrajan
Pelinggih Pokok yang ada di mrajan adalah palinggih kemulan namun dapat ditambah dengan palinggih yang lain seperti taksu. Bangunan pelinggih yang dimaksud adalah sebagai berikut ;
1. Palinggih Kemulan
Bangunan ini adalah sebuah palinggih dengan atap dan rong yang berjumlah tiga, ada juga yang menggunakan tiang (saka) namun aja juga dengan palinggih kemulan jajar, tanpa tiang. Jika diruntun dari konsep Tri Angga maka atap rong tiga adalah utamaning angga, sedangkan tiang adalah madyanya, dan bataran palinggih adalah nistaning angganya. Kayu yang dipergunakan untuk membuat pelinggih biasanya adalah kayu tertentu antara lain ; Kayu Cendana, Kayu Patih penengen, kayu cempaka kuning, majagau, taru pala, kayu sasih, kayu sabho, kayu bhujangga, kayu buni sari, kayu jempinis, kayu bayur, kayu gentawas, kayu cemara, kayu naga sari, sedandkan atapnya biasanya memakai ilalang atau Duk atau genteng.
Palinggih Taksu dibangun dengan atap dan rong satu dengan empat tiang di setiap sudutnyasedangkan posisinya berada di sebelah kanan kemulan menghadap kea rah selatan . ini merupakan stana dari Sang Kala Raja yang memberikan sebuah kewibawaan.
2. Palinggih Ratu Ngurah
Berupa bangunan seperti tugu dengan batu paras, batu cadas atau batu bata dengan rong satu bertempat di sebelah kiri sanggah kemulan, pelinggih ini merupakan stana dari Sang Hyang Catur Sanak yang berfungsi sebagai keamanan secara niskala.
C. Palinggih yang lainnya menyesuaikan dengan kondisi dan situasi mrajan tersebut yang neliputi ;
a. Jika terdapat palinggih panca lingga maka harus dibuatkan pelik sari dan gedong sari
b. Palinggih Sapta Lingga maka harus ada palinggih Panca Lingga dan Juga Gedong Catu serta manjang saluang
c. Eka Dasa Lingga, Sapta Lingga harus diberi palinggih Pasarean, LimasSari, Ratu Ngurah, dan Padma Pangubengan.
d. Palinggih yang lain jika memungkinkan dapat membangun padma sari sebagai Palinggih Pangayat.
Selain dari Palinggih utama tersebut terdapat juga palinggih bangunan seperti Bale singasari, Bale Sambyangan, Bale Panca Resi, Male Murda Manik, Bale Gede, dan juga yang lain sedangkan untuk di bagian barat dibangun tempat yang disebut Piyasan, untuk gedong penyimpenan, dan untuk sang pendeta melakukan Puja.